PENYAKIT SNOT (Pilek Ayam)
Gejala hidung keluar cairan, lubang hidung tersumbat lendir, napasnya berbunyi atau ngorok, mata dan muka ayam membengkak, nafsu makan menurun, kotorannya encer dan bercampur lendir serta berwarna agak kehijauan, ayam tampak lesu.
Penyebabnya adalah bakteri Haemophilus Gallinarum.
Penularannya melalui air minum, udara, atau hubungan langsung antara ayam sehat dengan ayam sakit atau juga kondisi kandang yang tidak baik, seperti lembab, ventilasi yang kurang baik atau juga sanitasi yang tidak memadai.
Pengobatan ayam yang menderita snot atau pilek ayam ini dapat diobati antara lain dengan
a. Antisnot
b. Chlor Cucline
c. Coccilin Kapsul
d. Coryvit Kapsul
e. Doxyvet
f. Erynosil Kapsul
g. Sulfadimetoksin
h. Sulfamix
i. Sulfatiasol
j. Tetrastrep
Dosis masing-masing obat yang diberikan dapat dilihat pada label kemasan obat.
Pencegahannya kondisi kandang diusahakan agar tidak terlalu basah atau lembab, ventilasi kandang diupayakan lancar, sanitasi dilakukan dengan baik, ayam yang sakit dikarantina atau dipisahkan agar tidak terjadi penularan.
PENYAKIT FOWL POX (Cacar Ayam)
Gejala muka, pial, jengger dan kelopak mata timbul bintil-bintil merah kemudian membesar berwarna kekuning-kuningan dan akhirnya menjadi hitam, pernapasan terganggu, napsu makan berkurang.
Penyebabnya virus cacar Borreliota Avium
Penularannya melalui air minum, tempat makan, transmisi melalui serangga seperti digigit nyamuk, kontak langsung antara ayam sakit dengan ayam sehat.
Pengobatannya bintil-bintil pada ayam diolesi dengan air karbol keras (phenolum liquidum) hingga bintil-bintil tersebut kering dan mengecil.
Pencegahannya ventilasi kandang diusahakan lancar, ayam dihindarkan dari nyamuk, dengan memasang selimut atau kelambu yang rapat untuk menyelimuti kandang, ayam yang sakit segera dipisahkan atau dikarantina, bila sering terjadi wabah dilakukan penyemprotan dengan Delvax PD.
PENYAKIT CRD (Chronic Respiratory Disaese)
Gejala kepala sering digeleng-gelengkan, hidung keluar cairan, sering bersin dan batuk, ngorok terutama pada malam hari, muka membengkak, nafsu makan berkurang, ayam tampak lesu, ayam menjadi cepat kurus.
Penyebabnya adalah virus Pleuro Pneumonia Like Organism (PPLO) atau bakteri Mycoplasma Gallisepticum.
Penularannya melalui kontak langsung antara ayam sakit dan ayam sehat, melalui pakan dan minuman, dan alat-alat lain yang terdapat dikandang.
Pengobatannya ayam yang sakit dapat diobati dengan
a. Tetra-Chlor
b. Ampivet
Pencegahannya melakukan vaksinasi anti-CRD, kebersihan kandang harus dijaga dengan cara menyemprotkan Neoantisep atau Rodalon setiap dua minggu sekali, diusahakan jangan tercampur ayam yang berbeda umurnya dalam satu kandang.
PENYAKIT NEW CASTLE DISEASE (Tetelo)
Gejalanya terdapat gangguan sesak napas, bersin, ngorok, nafsu makan turun drastis, sayap menurun, kaki lumpuh, kepala tertunduk atau sering berputar-putar, ayam berjalan mundur diikuti kepala yang terangkat menghadap kebelakang, kepala merunduk diantara kedua kaki, kotoran cair berwarna hijau kekuningan, dan terkadang bercampur darah.
Penyebabnya virus Tutor Furens
Penularannya melalui kontak langsung antara ayam sehat dan ayam sakit, melalui pakan, minuman, udara, dan lain sebagainya.
Pengobatan Penyakit Tetelo ini belum ada obatnya.
Pencegahannya ayam yang sakit dipisahkan atau dikarantina, kebersihan kandang dan perlengkapannya selalu dijaga, sebulan sekali kandang disemprot dengan Anti Germ 50, bila perlu ayam diberi vaksinasi secara teratur dengan obat anti-NCD
PENYAKIT FOWL CHOLERA (Kolera Ayam)
Gejalanya jengger dan muka ayam berwarna biru, pial lemas dan membengkak, suhu badan tinggi, ayam selalu kehausan, nafsu makan menurun ayam menjadi kurus, kotorannya cokelat atau kehijauan.
Penyebabnya adalah bakteri Salmonella Multocida.
Penularan melalui kontak langsung antara ayam sakit dan ayam sehat, pakan dan minuman yang telah tercemar.
Pengobatannya ayam yang sakit dapat diobati dengan
a. Coccilin
b. Coryvit Kapsul
c. Suanovil
d. Coxy
e. Tetrasulfa B-plex
f. Tetrachlor
Pencegahannya dengan menjagakebersihan kandang, ventilasi kandang cukup lancar, peralatan yang habis terpakai harus disucihamakan, ayam yang sakit yang mati harus dibakar atau dikubur dalam-dalam.
PENYAKIT BLACK HEAD (Kepala Hitam)
Gejalanya kepala dan bagian tubuh yang tidak berbulu akan berwarna kehitaman, ayam tampak lesu, pucat, bulu rontok.
Penyebabnya adalah Histomonas Melegridis
Penularannya melalui pakan, minuman, atau melalui kotoran ayam yang sakit.
Pengobatannya ayam yang sakit diobati dengan
a. Coccilin
b. Furazon
Pencegahannya
ayam yang sakit segera dikarantina, agar tidak terjadi penularan
penyakit, kebersihan kandang dijaga dengan baik, sanitasi harus memadai.
PENYAKIT FAVUS (Jengger Putih)
Gejalanya
pial ayam terdapat bintik-bintik kemudian tertutup seluruhnya dengan
bercak-bercak berwarna putih kekuningan, jika penyakit ini menyerang
leher atau bagian yang berbulu maka bulu akan rontok, bagian tubuh yang
terserang penyakit ini akan berbau busuk.
Penyebabnya jamur Lophopyton Gallinae
Penularan melalui kontak langsung antara ayam sehat dengan ayam yang sakit atau keadaan kandang yang kotor.
Pengobatannya
bagian yang sakit dari ayam petarung dibersihkan lalu diolesi salep 1
sampai 3 kali sehari sampai sembuh. Salep ini merupakan campuran
Formalin dan Vaselin dengan perbandingan 1 : 1
Pencegahannya menjaga kebersihan kandang, ayam yang sakit harus dikarantina.
PENYAKIT BLUE COMB (Jengger Biru)
Gejalanya
jengger tampak berkerut, pucat dan kemudian berwarna biru, suhu badan
ayam turun, ayam tampak kedinginan, nafsu makan turun, ayam menjadi
kurus, kotorannya encer dan berwarna keputihan.
Penyebabnya adalah adanya ganguan metabolisme, stres, dan infeksi bakteri atau virus
Pengobatannya ayam yang sakit dapat diobati dengan
a. Tetrachlor
b. Coccidiosis
c. Tetrafein
d. Furazon
e. Tetramysin Poultry Formula
f. Ampivet
g. Noptress Hijau
h. Neovet
Pencegahannya
ventilasi kandang cukup memadai, sanitasi kandang diperbaiki, jika hari
terlalu panas, ayam petarung dapat diberi Vita Strong, pemberian pakan
yang baik, yaitu diberi ransum pakan yang dilengkapi vitamin, serta
mineral didalam air minumnya.
PENYAKIT BERAK KAPUR
Gejalanya
kotoran ayam berlendir dan bercampur butiran putih seperti kapur, ayam
tampak lesu, sayapnya terkulai, warna bulunya kusam, selalu merasa
kehausan.
Penyebabnya adalah bakteri Salmonella Pullorum
Penularan melalui hubungan langsung antara ayam sehat dengan ayam yang sakit, melalui pakan dan minuman.
Pengobatannya ayam yang sakit masih dapat disembuhkan dengan
a. Sulfamix
b. Noxal
c. Tetrafein
d. Coxalin
e. Trimezin dan obat-obatan anti biotik lainnya
Pencegahannya
kebersihan kandang harus dijaga, tempat pakan dan tempat minum ayam
harus selalu diperhatikan, ayam yang sakit dipisahkan atau dikarantina.
PENYAKIT COCCIDIOSIS (Berak Darah)
Gejalanya
kotoran encer dan berwarna merah karena bercampur darah, ayam tampak
pucat dan lesu, nafsu makan menurun, ayam menjadi kurus, warna bulunya
kusam
Penyebabnya adalah Protozoa dari Genus Coccidia yang merusak dinding usus dan pencernaan lainnya
Penularannya melalui pakan, airminum, dan perlengkapan kandang atau melalui kutu, serangan tikus, dan unggas lainnya
Pengobatannya ayam yang sakit bisa diberi obat
a. Suanovil
b. Coxy
c. Embacox
d. Trisulfa
e. Tetra Sulfa B-plek, dan obat anti biotik lainnya
Pencegahannya ayam yang sakit dipisahkan dari ayam yang sehat, kebersihan kandang dijaga, sanitasi juga harus baik.
PENYAKIT FOWL TYPKOID (Typus Ayam)
Gejalanya ayam
tampak lemah lesu, muka pucat dan bulunya kusam, nafsu makan menurun,
badan menjadi kurus, kotoran sering encer, berwarna kuning dan melekat
sehingga menutupi dubur, suhu badannya tinggi dan ayam selalu tampak
kehausan
Penyebabnya adalah Salmonella Gallinarum
Penularannya melalui kontak langsung antara ayam sakit dengan ayam sehat, pakan dan minuman, kandang dan peralatan lainnya
Pengobatannya ayam yang menderita sakit ini dapat diobati dengan
a. Nitrofurazoldone (NF-180)
b. Tetrachlor
c. Coccilin Kapsul
d. Neosulfacixalin
e. Fural Tetra
f. Sulfaxline, dan obat-obatan anti biotik lainnya
Pencegahannya
ayam yang sakit dikarantina, kebersihan kandang dan peralatan lainnya
harus selalu dijaga, sanitasi harus baik agar kondisi kandang selalu
kering, ventilasi kandang diusahakan cukup baik agar udara dan sinar
matahari bisa masuk
PENYAKIT BRONCHITIS
Gejalanya hidung ayam mengeluarkan lendir, sesak napas, ayam sering bersin atau batuk-batuk, mulut ayam selalu terbuka
Penyebabnya adalah Virus Terpeia Pulli
Penularannya melalui hubungan langsung antara ayam sehat dengan ayam yang sakit serta melalui pakan dan minuman
Pengobatannya sampai sekarang belum ditemukan obat untuk penyakit Bronkhitis
Pencegahannya
tempat pakan dan minum direndam dengan larutan Antisep, Neo Antisep,
atau Medisep setiap satu minggu sekali, kebersihan kandang dan sistem
sanitasi harus selalu dijaga, dilakukan vaksinasi dengan vaksin
bronkhitis, nafsu makan ayam ditingkatkan dengan memberikan Vita Strong,
Vita Chick, atau Fortevit melalui air minum.
PENYAKIT MAREK (Marek's Disaese)
Gejalanya ayam
terlihat kejang, kakinya pincang atau lumpuh, kedudukan kaki yang satu
kedepan dan kaki yang lainnya ke belakang, sayap menggantung lumpuh,
kadang-kadang posisi leher seperti terpulir, napas sesak, berat badan
menurun, kotorannya mencret dan berwarna kehijauan, bulu kusam
Penyebabnya adalah Virus Marek (Harpes) atau Virus Deoxyribonucleicid.
Penularan melalui pernapasan dan kotoran
Pengobatannya ayam yang terkena penyakit Marek ini dapat diobati dengan Ostelin Kapsul
Pencegahannya
ayam yang sakit segera di karantina agar tidak terjadi penularan,
sistem sanitasi kandang diusahakan dengan baik, ayam yang masih berumur
satu hari di beri Vaksinasi dengan Vaksin TAD Marek Vac (Vaksin
Marimune) dan Vaksin Moravac
PENYAKIT IMPACTION (Tembolok Mengeras)
Gejalanya
tembolok ayam membesar dan mengeras, ayam tampak lesu atau lemah, dari
mulut atau hidung keluar cairan berbau busuk, kemauan makan masih ada
namun ayam sukar menelan
Penyebabnya adalah pemberian
pakan yang tidak teratur dan tidak terkontrol, kadang-kadang ayam
memakan benda yang keras sehingga sulit dicerna, misalnya karet gelang,
tali rafia, sabut kelapa, jamur, bulu, plastik, dan lain sebagainya yang
dapat melemahkan tembolok. Selain itu penyebabnya adalah ayam kurang
minum
Pengobatannya untuk sementara ayam tidak diberi
pakan, isi tembolok yang diencerkan dengan obat tembolok. Tembolok
dipijit-pijit sampai lunak dan diusahakan isinya dimuntahkan dengan cara
kepalanya diarahkan kebawah. Setelah bersih, satu jam kemudian baru
boleh diberi pakan yang lunak, misalnya buah pepaya yang matang atau
menggunakan pisang
Pencegahannya pakan dan minum
diberikan secara teratur dan terkontrol, kebersihan kandang dan
sekitarnya dijaga dengan baik. Benda-benda keras yang membahayakan
pencernaan dijauhkan dari lingkungan kandang atau sekitar ayam.
KAKI BUBUL (Bumble Foot)
Gejalanya telapak kaki bengkak dan mengeras, ayam berjalan pincang dan kaki yang sakit sering diangkat atau digantung
Penyebabnya
telapak kaki ayam terluka karena terkena alas kandang atau ayam turun
dari tempat yang tinggi. Jika luka tersebut kemasukan bakteri, telapak
kaki menjadi bengkak, bernanah, dan mengeluarkan bau busuk.
Pengobatannya
bagian kaki yang membengkak dicuci dan dibersihkan dengan kapas
beralkohol kemudian dibedah dengan menggunakan pisau yang tajam dan
steril. Cairan atau nanah yang sudah mengeras dikeluarkan semua, jika
telah bersih telapak kaki tersebut segera ditetesi dengan Neo Antisep
atau diolesi dengan Salep Cil. Dan kemudian luka dibalut agar tidak
kemasukan bakteri dan kuman penyakit
Pencegahannya alas
kandang diusahakan terbuat dari bahan yang tidak mudah melukai kaki
ayam. Tenggeran dibuat dengan permukaan agak membulat dan dipasang tidak
terlalu tinggi dari permukaan kandang
KAKI BERKAPUR
Sisik kaki terlihat berdiri dan dibawahnya terdapat zat tebal seperti kapur, ayam sulit menggerakan kakinya
Penyebabnya adalah Kutu atau Tungau Kudis Cnemidocoptes Mutans
Pengobatannya
kaki ayam yang sakit dibersihkan dengan diluruhkan lapisan kapurnya
dengan larutan Alkohol 70 persen atau Boor Water lalu olesi dengan Salep
Belerang 10 persen
Pencegahannya kebersihan kandang harus lebih dijaga atau ditingkatkan, sistem sanitasi dan ventilasi diusahakan lebih baik lagi
KUTU DIDALAM BULU
Gejalanya
ayam gelisah dan tidak dapat tidur, ayam tampak pucat, badan ayam
terlihat kurus, pertumbuhan badannya terlambat, kulit dan bulunya
terlihat rusak
Penyebabnya adalah kutu yang biasanya
bersarang dikulit atau melekat dibulu ayam. Kutu parasit ini menghisap
darah ayam. Selain sebagai parasit, kutu juga dapat memindahkan penyakit
tertentu, misalnya kolera, NCD, dan lain sebagainya
Pengobatannya
seluruh tubuh dan juga ekor ayam dibedaki tepung DDT 0,5. Cara lainnya
dengan memandikan ayam menggunakan larutan Neguvon 0,15 persen (15 gram
untuk 10 liter air) caranya satu persatu ayam dicelupkan kedalam larutan
Neguvon selama 1 sampai 2 menit. Selain itu dapat juga dilakukan
pengobatan dengan cara digosok dengan salep belerang pada bagian yang
terserang kutu. Salep ini terbuat dari campuran serbuk belerang dan
vaselin dengan perbandingan 1 : 4
Pencegahannya kebersihan kandang dijaga dengan baik, secara berkala kandang disemprot dengan obat anti kutu.
Demikianlah
telah diuraikan mengenai beberapa penyakit yang sering terjadi pada
ayam aduan berikut cara pengobatan serta pencegahannya.
Breeding Modern Menggabungkan Berbagai Trah Ayam Petarung, Ayam Birma, Ayam Bangkok, Ayam Vietnam Saigon Dan Ayam Laga Lainnya Untuk Menciptakan Gaya Dan Teknik Baru Agar Memiliki Nilai Seni Yang Tinggi Serta Berinovasi Menghasilkan Kualitas Unggul Sehingga Dapat Tercipta Kemenangan
Rabu, 29 Mei 2013
Selasa, 28 Mei 2013
Ayam Aduan Serta Filosofi Yang Dapat Dipetik Untuk Diambil Sebagai Pelajaran Dari Pertarungannya
Terlepas dari pro dan kontra mengenai adanya sebuah pertarungan antar jago-jago petarung yang berlangsung, sebenarnya banyak folosofi yang dapat dipetik dari ayam jago berikut pertarungannya tersebut.
Filosofi tersebut, diantaranya adalah:
1. Berani dan Jujur
Seekor ayam jago yang melihat jago lain disekitarnya, akan segera mendatangi jago asing tersebut dengan sikap berani. Kadang-kadang ia akan menemui jago asing tersebut mempunyai kelebihan tertentu, semisal badannya yang lebih besar, namun demikian, dengan sikap berani ia akan melabrak jago asing tersebut tanpa terlalu mempedulikan segala kelebihan yang dimilikinya.
Jika dalam beberapa gebrakan pertarungan ia merasa bahwa jago asing itu bukan tandingannya, ia akan segera menghentikan pertarungannya dan segera berlari menghindar. Artinya, ia secara jujur mengakui, bahwa dirinya bukanlah lawan sepadan bagi jago asing tersebut.
Sikap ini tetap dipertahankannya selama ia merasa belum mampu bertanding melawan jago tersebut. Oleh karna itu, ia akan senantiasa lari menghindar jika bertemu dengan musuhnya tersebut.
2. Sikap Ksatria
Sesungguhnya pertarungan tersebut merupakan sifat naluri dari ayam. Ayam jago akan bertarung sekuat tenaga dan segala kemampuan tarung yang dimilikinya untuk memperebutkan dan mempertahankan suatu wilayah.
Bagi jago yang menguasai wilayah tersebut akan bertarung habis-habisan mempertahankan wilayahnya, sementara jago pendatang pun akan berlaku hal yang sama, yaitu mengerahkan segenap kemampuannya untuk dapat merebut atau menguasai wilayah tersebut. Setelah pertarungan usai, muncul sang pemenang, entah itu ayam penguasa lama wilayah tersebut atau pendatang baru, namun yang pasti, ayam pemenang akan berkokok dengan suara nyaring menyerukan kemenangannya, sementara ayam yang kalah dengan sportif mengaku kalah dan berlari menjauh dari sang pemenang.
3. Sikap Sportif
Dari kejadian yang digambarkan diatas, apa yang akan dilakukan ayam yang kalah dalam memperebutkan wilayah tersebut?
Selain lari menghindar, ayam tersebut juga akan menyuarakan kekalahannya dengan suara "KEOK-KEOK"! Artinya, secara sportif dan jujur ayam yang kalah mengakui kekalahannya dan lari menghindar. Ayam yang kalah mengaku secara jantan, bahwa ia kalah, dengan suara "keok-keoknya", dan mengakui kehebatan musuhnya, dengan lari menghindar. Bagi ayam pemenang, ia akan berkokok dan tidak akan memburu ayam yang dikalahkannya hingga mati, umpamanya.
4. Sikap Melindungi Pasangannya
Selain untuk memperebutkan suatu wilayah, pertarungan antara jagoan tersebut sering juga karna memperebutkan pasangan pada musim kawin.
Jago pemenang akan menjadi pasangan babon yang diperebutkan, dan yang kalah secara sportif lari menghindar untuk mencari babon yang lain.
Apa yang dilakukan ayam jago pemenang kemudian jika ia menemukan makanan saat bersama babon pasangannya tersebut?
Ia tidak akan terburu-buru memakan makanan itu sendirian, namun ia memanggil babon pasangannya untuk memakan makanan tersebut duluan, sementara ia sendiri belakangan!
Begitulah bebarapa pelajaran atau filosofi yang sebenarnya dapat dipetik dari ayam petarung berikut persabungan yang menjadi ciri khasnya. Persetujuan atau ketidaksetujuan dengan pendapat tersebut, kembali berpulang pada masing-masing pribadi. Filosofi tersebut akan dapat dinikmati dan dipetik oleh orang-orang yang mau mengambilnya sebagai pelajaran.
Filosofi tersebut, diantaranya adalah:
1. Berani dan Jujur
Seekor ayam jago yang melihat jago lain disekitarnya, akan segera mendatangi jago asing tersebut dengan sikap berani. Kadang-kadang ia akan menemui jago asing tersebut mempunyai kelebihan tertentu, semisal badannya yang lebih besar, namun demikian, dengan sikap berani ia akan melabrak jago asing tersebut tanpa terlalu mempedulikan segala kelebihan yang dimilikinya.
Jika dalam beberapa gebrakan pertarungan ia merasa bahwa jago asing itu bukan tandingannya, ia akan segera menghentikan pertarungannya dan segera berlari menghindar. Artinya, ia secara jujur mengakui, bahwa dirinya bukanlah lawan sepadan bagi jago asing tersebut.
Sikap ini tetap dipertahankannya selama ia merasa belum mampu bertanding melawan jago tersebut. Oleh karna itu, ia akan senantiasa lari menghindar jika bertemu dengan musuhnya tersebut.
2. Sikap Ksatria
Sesungguhnya pertarungan tersebut merupakan sifat naluri dari ayam. Ayam jago akan bertarung sekuat tenaga dan segala kemampuan tarung yang dimilikinya untuk memperebutkan dan mempertahankan suatu wilayah.
Bagi jago yang menguasai wilayah tersebut akan bertarung habis-habisan mempertahankan wilayahnya, sementara jago pendatang pun akan berlaku hal yang sama, yaitu mengerahkan segenap kemampuannya untuk dapat merebut atau menguasai wilayah tersebut. Setelah pertarungan usai, muncul sang pemenang, entah itu ayam penguasa lama wilayah tersebut atau pendatang baru, namun yang pasti, ayam pemenang akan berkokok dengan suara nyaring menyerukan kemenangannya, sementara ayam yang kalah dengan sportif mengaku kalah dan berlari menjauh dari sang pemenang.
3. Sikap Sportif
Dari kejadian yang digambarkan diatas, apa yang akan dilakukan ayam yang kalah dalam memperebutkan wilayah tersebut?
Selain lari menghindar, ayam tersebut juga akan menyuarakan kekalahannya dengan suara "KEOK-KEOK"! Artinya, secara sportif dan jujur ayam yang kalah mengakui kekalahannya dan lari menghindar. Ayam yang kalah mengaku secara jantan, bahwa ia kalah, dengan suara "keok-keoknya", dan mengakui kehebatan musuhnya, dengan lari menghindar. Bagi ayam pemenang, ia akan berkokok dan tidak akan memburu ayam yang dikalahkannya hingga mati, umpamanya.
4. Sikap Melindungi Pasangannya
Selain untuk memperebutkan suatu wilayah, pertarungan antara jagoan tersebut sering juga karna memperebutkan pasangan pada musim kawin.
Jago pemenang akan menjadi pasangan babon yang diperebutkan, dan yang kalah secara sportif lari menghindar untuk mencari babon yang lain.
Apa yang dilakukan ayam jago pemenang kemudian jika ia menemukan makanan saat bersama babon pasangannya tersebut?
Ia tidak akan terburu-buru memakan makanan itu sendirian, namun ia memanggil babon pasangannya untuk memakan makanan tersebut duluan, sementara ia sendiri belakangan!
Begitulah bebarapa pelajaran atau filosofi yang sebenarnya dapat dipetik dari ayam petarung berikut persabungan yang menjadi ciri khasnya. Persetujuan atau ketidaksetujuan dengan pendapat tersebut, kembali berpulang pada masing-masing pribadi. Filosofi tersebut akan dapat dinikmati dan dipetik oleh orang-orang yang mau mengambilnya sebagai pelajaran.
Ayam Aduan dan Perbedaan Sudut Pandang Mengenai Pertarungannya
Banyak kalangan, terutama dari kalangan pecinta atau penyayang binatang, yang tidak setuju dengan kegiatan pertarungan atau persabungan antara ayam-ayam petarung menyebutkan, bahwa pertarungan antar ayam-ayam aduan merupakan salah satu bentuk penyiksaan atau kekejaman pada binatang yang seharusnya kini sudah tidak ada lagi diabad modern seperti ini.
Menurut pendapat rata-rata orang dari kalangan pecinta binatang tersebut menyebutkan, bahwa kehadiran hewan atau binatang sebenarnya bukan untuk disiksa, baik dengan jalan diadu atau dengan cara-cara lainnya, namun untuk disayangi atau dicintai, karena hewan-hewan tersebut merupakan permata alam nan mempesona serta kehadirannya sesungguhnya melengkapi hingga menyatu dengan keindahan alam ciptaan Tuhan ini.
Apalagi tidak jarang ditemui, hewan yang diadu, sebutlah misalnya ayam petarung, akan mendapat luka parah akibat pertarungan yang diatur manusia tersebut. Bahkan tidak sedikit pula ayam petarung yang harus menemui ajalnya secara tragis setelah mengalami kekalahan dalam pertarungannya!
Malahan dibeberapa tempat, sebut misal salah satunya di pulau Bali, ayam aduan masing-masing telah diberi senjata tambahan yang mengerikan, berupa taji tambahan, yaitu semacam pisau tajam yang terbuat dari besi yang diikatkan pada kaki ayam petarung, hingga jika taji besi nan tajam tersebut tepat mengenai tubuh lawannya, maka kematianlah yang kemungkinan besar akan dialami lawannya tersebut!
Bukankah ini salah satu bentuk penyiksaan binatang yang teramat kejam pada jaman yang telah sangat modern ini?
Jika kita melihat kejadian pertarungan ayam di Bali tersebut dari sudut kaca mata para pecinta binantang, mungkin ada benarnya kita mengatakan hal itu. Persabungan dengan tambahan senjata mematikan tersebut merupakan bentuk kekejaman manusia pada hewan atau binatang!
Akan tetapi, jika kita melihatnya dari sudut pandang orang-orang yang mengadakan pertarungan bagi jago-jago petarung atau penggemar persabungan tersebut, mungkin akan lain ucapan kita.
Alasan pemakaian taji besi pada jago petarung, menurut para penggemar persabungan adalah agar pertarungan menjadi lebih singkat waktunya, sehingga luka yang didapat ayam petarrung tidak banyak atau parah, dan kematian yang didapat ayam yang kalah akan berlangsung dengan cepat tanpa menyisakan kesakitan dalam jangka waktu lama.
Bukankah ini juga merupakan salah satu bentuk kepedulian terhadap binatang dalam sudut pandang yang berbeda dari sudut pandang pecinta hewan?
Kekejaman yang mungkin disetujui oleh pihak penggemar ayam petarung, adalah membiarkan ayam petarung yang terluka begitu saja tanpa perawatan sama sekali! Atau jika tidak kita mengambil peristiwa persabungan di Bali, tindakan kejam yang mungkin disetujui oleh para penggemar persabungan adalah menggunakan taji yang tumpul, sehingga jika mengenai salah satu ayam aduan, senjata tersebut akan melukai dan tidak cepat menimbulkan kematian bagi ayam. Artinya, ayam tersebut hanya akan menderita sakit dalam jangka waktu yang lama.
Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan, bahwa bentuk kekejaman terhadap binatang tersebut tergantung dari sudut pandang pribadi masing-masing! Suatu tindakan yang dikatakan kejam oleh satu pihak, belum tentu begitu pula halnya dengan yang dikatakan oleh pihak lain. Dan begitu pula sebaliknya. Semua berpulang dari sudut pandang pribadi masing-masing.
Lalu, kenapa harus ada pertarungan? Lebih jelasnya lagi, kenapa dan apa tujuan yang hendak dicapai dengan adanya pertarungan antar jago-jago petarung tersebut?
Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersbut tentu saja sulit dan beragam jawaban yang akan dikemukakan. Yang pasti, semua jawaban tersebut kembali berpulang pada diri pribadi masing-masing. Bahkan sekalipun bagi para penggemar ayam petarung, jawaban atas pertanyaan tersebut akan berpulang pada motivasi dan niat tujuan masing-masing yang tentu berbeda antara satu orang dengan orang lainnya.
Menurut pendapat rata-rata orang dari kalangan pecinta binatang tersebut menyebutkan, bahwa kehadiran hewan atau binatang sebenarnya bukan untuk disiksa, baik dengan jalan diadu atau dengan cara-cara lainnya, namun untuk disayangi atau dicintai, karena hewan-hewan tersebut merupakan permata alam nan mempesona serta kehadirannya sesungguhnya melengkapi hingga menyatu dengan keindahan alam ciptaan Tuhan ini.
Apalagi tidak jarang ditemui, hewan yang diadu, sebutlah misalnya ayam petarung, akan mendapat luka parah akibat pertarungan yang diatur manusia tersebut. Bahkan tidak sedikit pula ayam petarung yang harus menemui ajalnya secara tragis setelah mengalami kekalahan dalam pertarungannya!
Malahan dibeberapa tempat, sebut misal salah satunya di pulau Bali, ayam aduan masing-masing telah diberi senjata tambahan yang mengerikan, berupa taji tambahan, yaitu semacam pisau tajam yang terbuat dari besi yang diikatkan pada kaki ayam petarung, hingga jika taji besi nan tajam tersebut tepat mengenai tubuh lawannya, maka kematianlah yang kemungkinan besar akan dialami lawannya tersebut!
Bukankah ini salah satu bentuk penyiksaan binatang yang teramat kejam pada jaman yang telah sangat modern ini?
Jika kita melihat kejadian pertarungan ayam di Bali tersebut dari sudut kaca mata para pecinta binantang, mungkin ada benarnya kita mengatakan hal itu. Persabungan dengan tambahan senjata mematikan tersebut merupakan bentuk kekejaman manusia pada hewan atau binatang!
Akan tetapi, jika kita melihatnya dari sudut pandang orang-orang yang mengadakan pertarungan bagi jago-jago petarung atau penggemar persabungan tersebut, mungkin akan lain ucapan kita.
Alasan pemakaian taji besi pada jago petarung, menurut para penggemar persabungan adalah agar pertarungan menjadi lebih singkat waktunya, sehingga luka yang didapat ayam petarrung tidak banyak atau parah, dan kematian yang didapat ayam yang kalah akan berlangsung dengan cepat tanpa menyisakan kesakitan dalam jangka waktu lama.
Bukankah ini juga merupakan salah satu bentuk kepedulian terhadap binatang dalam sudut pandang yang berbeda dari sudut pandang pecinta hewan?
Kekejaman yang mungkin disetujui oleh pihak penggemar ayam petarung, adalah membiarkan ayam petarung yang terluka begitu saja tanpa perawatan sama sekali! Atau jika tidak kita mengambil peristiwa persabungan di Bali, tindakan kejam yang mungkin disetujui oleh para penggemar persabungan adalah menggunakan taji yang tumpul, sehingga jika mengenai salah satu ayam aduan, senjata tersebut akan melukai dan tidak cepat menimbulkan kematian bagi ayam. Artinya, ayam tersebut hanya akan menderita sakit dalam jangka waktu yang lama.
Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan, bahwa bentuk kekejaman terhadap binatang tersebut tergantung dari sudut pandang pribadi masing-masing! Suatu tindakan yang dikatakan kejam oleh satu pihak, belum tentu begitu pula halnya dengan yang dikatakan oleh pihak lain. Dan begitu pula sebaliknya. Semua berpulang dari sudut pandang pribadi masing-masing.
Lalu, kenapa harus ada pertarungan? Lebih jelasnya lagi, kenapa dan apa tujuan yang hendak dicapai dengan adanya pertarungan antar jago-jago petarung tersebut?
Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersbut tentu saja sulit dan beragam jawaban yang akan dikemukakan. Yang pasti, semua jawaban tersebut kembali berpulang pada diri pribadi masing-masing. Bahkan sekalipun bagi para penggemar ayam petarung, jawaban atas pertanyaan tersebut akan berpulang pada motivasi dan niat tujuan masing-masing yang tentu berbeda antara satu orang dengan orang lainnya.
Langganan:
Postingan (Atom)